Assalam Alaikom Pictures, Images and Photos

Monday, September 28, 2020

Penyusunan Instrumen Penilaian



3.1. Penilaian Otentik 6 C


  1. Computational Thinking


Berpikir komputasi, yaitu berpikir tentang komputasi di mana sesorang dituntut untuk memformulasikan masalah dalam bentuk masalah komputasi dan menyusun solusi komputasi yang baik (dalam bentuk algoritma) atau menjelaskan mengapa tidak ditemukan solusi yang sesuai. Melatih otak untuk terbiasa berfikir secara logis, terstruktur dan kreatif.


Berpikir komputasi, kemampuan merumuskan masalah dengan menguraikan masalah tersebut ke segmen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Strategi ini memungkin-kan mahasiswa untuk mengubah masalah yang kompleks menjadi beberapa prosedur atau langkah yang tidak hanya lebih mudah untuk dilaksanakan, akan tetapi juga menyedia-kan cara yang efisien untuk berpikir kreatif.


Berpikir komputasi, seperangkat keterampilan kognitif yang memungkinkan pendidik mengidentifikasi pola, memecahkan masalah kompleks menjadi langkah-langkah kecil, mengatur dan membuat serangkaian langkah untuk memberikan solusi, dan mem¬bangun representasi data melalui simulasi .


Indikator dalam melakukan penilaian kemampuan berpikir komputasi:


a. Mampu memberikan pemecahan masalah menggunakan komputer atau perangkat    lain.


  1. Mampu mengorganisasi dan menganalisis data.


  1. Mampu melakukan representasi data melalui abstraksi dengan suatu model atau simulasi.


  1. Mampu melakukan otomatisasi solusi melalui cara berpikir algoritma.


  1. Mampu melakukan identifikasi, analisis dan implementasi solusi dengan berbagai kombinasi langkah/cara dan sumber daya yang efisien dan efektif.


  1. Mampu melakukan generalisasi solusi untuk berbagai masalah yang berbeda.



  1. Critical thinking



Berpikir kritis adalah sebuah proses berpikir dengan tujuan untuk membuat keputusan secara rasional dalam memutuskan suatu perkara atau masalah. Berpikir kritis melibatkan kemampuan dalam melakukan penilaian secara cermat tentang tepat-tidaknya ataupun layak-


18




tidaknya suatu gagasan yang mencakup analisis secara rasional tentang semua informasi, masukan, pendapat dan ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan dan mengambil suatu keputusan. Berpikir kritis juga melibat¬kan proses yang secara aktif dan penuh kemampuan untuk membuat konsep, menerap¬kan, menga¬nal¬isis, menyarikan, dan mengamati sebuah masalah yang diperoleh ataupun diciptakan dari pengamatan, pengalaman, komunikasi dan lain sebagainya



Indikator dalam melakukan Penilaian Berpikir Kritis:


  1. Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.


  1. Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.


  1. Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.


  1. Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan (reference).


  1. Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan.


  1. Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.


  1. Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa member penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.


  1. Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang datang dari dalam dirinya maupun dari orang lain.


  1. Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan/ kegunaannya dalam penerapan.


  1. Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan isi atau materi diskusi.



Indikator di atas dapat dibedakan dalam beberapa aktivitas personal:


  1. Berpusat pada pertanyaan (focus on question).


  1. Analisis argumen (analysis arguments).


  1. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of clarification and/or challenge).


  1. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of information).



19





  1. Creative Thinking



Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan-gagasan baru dan orisinil yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah atau kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Berpikir kreatif, ditunjukkan dari kemampuan individu untuk memikirkan apa yang telah dipikirkan semua orang, sehingga individu tersebut mampu mengerjakan apa yang belum pernah dikerjakan oleh semua orang. Melakukan lebih banyak dari pada teman yang lain.



Indikator penilaian kemampuan berpikir kreatif:


a.    Lancar, kemampuan mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, bekerja lebih cepat dari teman lain, dan engan cepat melihat kesalahan serta kelemahan dari suatu objek atau situasi.


b.    Luwes, kemampuan memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah; menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda; Memberikan pertimbangan atau mendiskusikan sesuatu selalu memiliki posisi yang berbeda atau bertentangan dengan mayoritas kelompok; Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya.


  1. Orisinal, kemampuan memikirkan masalah-masalah atau hal yang tak pernah terpikirkan orang lain; mempertanyakan cara-cara lama dan berusaha memikirkan cara-cara baru; memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan masalah; setelah mendengar atau membaca gagasan, bekerja untuk mendapatkan penyelesaian yang baru.


  1. Elaboratif, kemampuan mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci; mengem-bangkan/memperkaya gagasan orang lain; cenderung memberi jawaban yang luas dan memuaskan; dan mampu membangun keterkaitan antar konsep.


  1. Evaluatif, kemampuan memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang sendiri; menganalisis masalah/penyelesaian secara kritis dengan selalu menanyakan “mengapa?”; mempunyai alasan (rasional) yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan; menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.








20



d)    Collaboration


Kemampuan kolaborasi merupakan kemampuan seseorang bekerjasama di dalam ke¬lom¬pok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dimanifestasikan dalam bentuk interaksi sosial. Kemampuan kolaborasi ditunjukan dari kemampuan bekerja secara efektif dan menghargai keberagaman tim/kelompok; menujukan fleksibilitas dan ke¬ma¬uan untuk menerima pendapat orang lain dalam mencapai tujuan bersama, dan me¬ngemban tanggung jawab bersama dalam bekerjasama sera menghargai kontri¬busi se¬tiap anggota tim


Indikator Penilaian kemampuan kolaborasi :


  1. Kontribusi, merupakan aspek yang menjelaskan bagaimana karakteristik sikap.


  1. mahasiswa dalam memberikan gagasan atau ide sehingga mampu berpasrtisipasi ketika kegiatan diskusi kelompok.


  1. Manajemen waktu, merupakan aspek yang menunjukkan karakteristik sikap mahasiswa dalam mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas kelompok dengan tepat waktu.


  1. Pemecahan masalah, merupakan aspek yang menunjukkan karakteristik mahasis¬wa dalam melakukan usaha untuk menyelesaikan permasalahan.


  1. Bekerja dengan orang lain, merupakan aspek yang menunjukkan karakteristik sikap mahasiswa dalam mendengarkan pendapat/ide rekan kelompok dan membantu menyelesaikan tugas kelompok.


  1. Penyelidikan merupakan aspek yang menunjukkan karakteristik sikap mahasiswa dalam mencari sumber-sumber konten atau teori untuk menjawab/memecahkan permasalahan.


  1. Sintesis, merupakan aspek yang menunjukkan karakteristik sikap mahasiswa dalam menyusun gagasan yang kompleks ke dalam susunan yang terstruktur.



  1. Communication



Kemampuan seseorang untuk mempergunakan bahasa sesuai dengan topik, daerah, bidang sampai dengan siapa lawan bicara. Kemampuan komunikasi meliputi penge¬tahuan yang penutur-pendengar miliki tentang apa yang mendasari perilaku bahasa atau perilaku tutur yang tepat dan benar, dan tentang apa yang membentuk perilaku bahasa yang efektif. Kemampuan komunikasi melibatkan pengetahuan tidak saja mengenai kode bahasa, tetapi juga apa yang akan dikatakan kepada siapa, dan bagaimana menga¬ta¬kannya secara benar dalam situasi


21




tertentu. Kompetensi komunikatif berkenaan dengan pengetahuan sosial dan kebudayaan yang dimiliki penutur untuk membantu mereka menggunakan dan menginterpretasikan bentuk-bentuk linguistik.


Kemampuan komunikasi matematis terdiri atas, komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan seperti: diskusi dan menjelaskan. Komunikasi tulisan seperti: mengungkapkan ide matematika melalui gambar/grafik, tabel, persamaan, ataupun dengan bahasa siswa sendiri. Kemampuan komunikasi juga ditunjukan dengan kemampuan untuk menyampaikan informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka dan lain-lain yang disertai dengan umpan balik.



Indikator dalam melakukan penilaian kemampuan komunikasi


  1. Kemampuan menulis (written text), menggambar (drawing), dan ekspresi matema¬tika (matematical ekpression), menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide–ide matematis; menginterpretasikan dan mengevaluasi ide–ide, symbol, istilah serta informasi matematika; menjalankan ide–ide situasi dan relasi matematika secara lisan dan tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar.


  1. Kemampuan menyatakan peristiwa sehari–hari dalam bahasa atau symbol matematika, menggunakan tabel, gambar model, dan lain–lain sebagai penunjang penjelasannya, membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi.


  1. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah kontekstual karena dalam setiap masalah kontekstual dapat dianalisis kemampuan dalam menghubungkan benda nyata ke dalam ide matematika, menjelaskan situasi matematika secara tertulis, menyatakan peristiwa sehari-hari dalam kalimat matematika, menyusun pertanyaan matematika, dan membuat generalisasi.



  1. Compassion



Sikap memiliki perhatian dan kebaikan terhadap diri sendiri saat menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup ataupun terhadap kekurangan dalam dirinya serta memiliki penger¬tian bahwa penderitaan, kegagalan dan kekurangan merupakan bagian dari kehi¬dupan setiap orang. Compassion meliputi keinginan untuk membebaskan penderitaan, kesadaran terhadap penyebab dari penderitaan, dan perilaku yang menunjukkan kasih sayang.




22



Indikator dalam melakukan penilaian Compassion:


  1. Menerima ketidaksempurnaan, kegagalan, dan kegagalan diri sendiri


  1. Berusaha menenangkan dan memberikan perhatian pada diri sendiri saat mengalami keterpurukan


  1. Tidak memberikan penilaian buruk, bersikap dingin, dan meremehkan diri sendiri


  1. Tidak fokus pada kelemahan dan kegagalan diri sendiri


  1. Menyadari bahwa manusia itu tidak sempurna, bisa gagal, dan bisa melakukan kesalahan


  1. Tidak merasa terisolasi dan terputus  dari dunia sekitar ketika mengalami kegagalan


  1. Tidak menyalahkan orang lain atau keadaan saat ada yang salah pada dunia luar


  1. Mampu menerima dengan ketenangan hati baik pengalaman positif, negatif, atau netral


  1. Tidak melarikan diri dengan mendramatisir tentang apa yang sedang terjadi pada diri sendiri


  1. Melihat situasi yang terjadi dengan perspektif yang lebih luas



3.2    Penilaian Otentik (Kinerja, Projek, Produk, Portofolio, Penilaian Sikap, dan Penilaian Tes Tertulis )



Penilaian otentik adalah proses pengumpulan data/informasi tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran mahasiswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa capaian pembelajaran telah benar-benar dipenuhi. Tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan penilaian tradisisional dengan penilaian otentik.


Prinsip Penilaian Otentik: (a) Keeping track, yaitu harus mampu menelusuri dan me¬lacak kemajuan mahasiswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan; (b) Checking up, yaitu harus mampu mengecek ketercapaian kemampuan mahasiswa dalam proses pembelajaran; (c) Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran; (d) Summing up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah mahasiswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.



Ragam alternatif penilaian otentik yang dapat digunakan untuk menilai hardskill (pengetahuan dan keterampilan) dan sofkill (sikap, kepribadian, atribut personal lainnya) dari mahasiswa:


23




  1. Penilaian Kinerja (Performance assesment), adalah suatu penilaian yang meminta mahasiswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, praktikum.


  1. Penilaian projek (project assesment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh mahasiswa, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian projek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.


  1. Penilaian Produk atau hasil kerja mahasiswa, merupakan penilaian terhadap keterampilan mahasiswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Terdapat dua tahapan penilaian, yaitu: Pertama, penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja. Kedua, penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya/kerja.


  1. Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekum¬pulan karya mahasiswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang tertentu. Portofolio merupakan suatu rekaman atas proses belajar mahasiswa, apa yang telah dipelajari dan bagaimana dia melalui fase belajarnya, bagaimana dia berfikir, menganalisis, mensintesis, menghasilkan, mengkreasi, dan bagaimana dia berinteraksi secara intelektual, emosional dan sosial dengan yang lainnya.


  1. Panilaian Sikap, kepribadian dan atribut personal lainnya, dilakukan dengan cara observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, penggunaan skala. Skala yang dapat digunakan, Skala Likert, Skala Guttman, Skala Thurstone, Skala Semantik Diferensial, Skala Bogardus dan model skala lainnya.


  1. Penilaian Tes Tertulis, berupa instrumen penilaian yang penyajian maupun peng-gunaannya dalam bentuk tertulis. Pengerjaan oleh mahasiswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan maupun tanggapan atas pertanyaan atau tugas yang diberikan. Penilaian tes tertulis lebih berorientasi pada ranah kognitif atau penge¬tahuan yang selama ini lebih banyak dilakukan oleh dosen dengan bentuk pilihan ganda dan uraian.





24



C.    STRATEGI PENGELOLAAN

No comments:

Post a Comment