Assalam Alaikom Pictures, Images and Photos

Monday, October 11, 2021

Materi Pemodelan Sistem Pertemuan Ke-3

 


Mata Kuliah Pemodelan Sistem
Pertemuan ke-3




Materi Kuliah:

Pendekatan Sistem dalam Pemecahan Masalah

1. Definisi pendekatan sistem dan tahapan pendekatan sistem

Pendahuluan

Dalam rangka memenuhi tugas mata ajaran Sistem Informasi Kesehatan dan
untuk lebih memahami tentang sistem dan pendekatan sistem, maka penulis
mencoba membuat tulisan dengan judul “Pendekatan Sistem”.
Jika ditinjau dari sejarah perkembangan ilmu administrasi konsep sistem
memang relatif baru. Konsep ini muncul sebagai reaksi terhadap teori administrasi klasik yang terlalu menekankan pembagian tugas dalam melaksanakan suatu program. Menyadari bahwa suatu organisasi pada dasarnya dibentuk oleh sekelompok manusia yang berinteraksi satu sama lain, maka munculah teori hubungan manusia serta teori perilaku yang merupakan dasar dari teori sistem. Teori ini makin banyak dipergunakan, termasuk ke dalamnya pengggunaan dalam
bidang administrasi kesehatan. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya adalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Jika berbagai fungsi dan perangkat yang diperlukan untuk mencapai tujuan disusun sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu sistem tertentu, maka cara kegiatan ini dikenal dengan nama pendekatan sistem. Suksesnya suatu organisasi dalam mengemban misinya sangat tergantung kepada seorang pemimpin yang lebih efektif, dalam arti kata dapat dan lebih mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, untuk itu diperlukan suatu informasi. Salah satu kemajuan yang dicapai saat ini adalah kemajuan dalam pengembangan sistem informasi pada umumnya dan khususnya dalam bidang kesehatan yang dikenal dengan istilah Sistem Informasi Kesehatan yaitu suatu sistem yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam organisasi kesehatan. Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai
instruksi dan mengeluarkan hasilnya. 
Model Dasar Sistem : masukan, pengolahan dan keluaran adalah cocok bagi
kasus sistem informasi yang paling sederhana. Oleh karena itu pengetahuan sistem dan pendekatan sistem dasar untuk mempelajari sistem informasi kesehatan adalah mutlak perlu.

Pendekatan Sistem

a. Pengertian Sistem
Ada beberapa pengertian tentang sistem antara lain :

1. Sistem ialah satu kesatuan yang utuh diperkirakan berhubungan, serta satu sama lain saling mempengaruhi, yang ketemunya dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Azrul Azwar)
2. Suatu sistem adalah merupakan suatu penggabungan, penyatuan dari dua atau lebih bagian-bagian, komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang interdependen dan ditandai oleh batas-batas yang jelas dari lingkungan
suprasistemnya. (Fremont)
3. Suatu sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari beberapa bagi an
(subsistem) yang berkaitan dan tergantung satu sama lain dalam upaya
mencapai tujuan bersama. (Loomba)
Dari ketiga pengertian sistem di atas dapat kita ambil suatu kesimpulan ada
beberapa kata kunci yang perlu kita perhatikan dalam pengertian suatu sistem yaitu :

1. Kesatuan yang utuh/penggabungan/tatanan.
2. Terdiri dari sebagai faktor/bagian-bagian (subsistem).
3. Saling tergantung satu sama lain.
4. Dalam upaya mencapai tujuan.

Unsur-unsur atau komponen dasar sistem adalah :
1. Input ialah kumpulan elemen/bagian yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses ialah kumpulan elemen/bagian yang berfungsi mengubah masalah
menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Output ialah kumpulan elemen/bagian yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Feed back (balikan) ialah kumpulan elemen/bagian yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
 
Untuk input diperlukan Recources dan output dapat diperluas menjadi
impact. Di luar komponen daerah terdapat lingkungan (ekonomi, sosial, budaya) yang mempengaruhi sistem tetapi tidak dapat dipengaruhi oleh situasi itu sendiri, dan para pelaksana sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan apabila ingin berhasil dengan baik.

Ciri-ciri suatu sistem :
1. Mempunyai tujuan.
2. Mempunyai struktur.
3. Terdapat mekanisme input-proses-output yang kadang-kadang disertai feedback.
4. Merupakan satu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain.
5. Mempunyai batasan dengan lingkungan.
6. Mempunyai supra sistem.
7. Ada Hierarki
8. Ada sistem yang lain yaitu subsistem.

Pengertian Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal, dapat dihubungkan dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial.

Ciri-Ciri Pendekatan Sistem

Ciri-ciri yang terkandung dalam sistem atau pendekatan sistem, ialah:  Adanya tujuan: Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah ditentu­kan lebih dahulu, dan itu menjadi tolok ukur pemilihan kompo­nen serta kegiatan dalam proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam suatu sistem meng­arah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem ialah pusat orientasi dalam suatu sistem.
  1. Adanya komponen sistem (selain tujuan): Jika suatu sistem itu ialah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil) ialah komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan pengajaran di sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terj adi di dalamnya ialah merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen sistem.
  2. Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja sistem: Tubuh badan kita merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhan­nya (semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan kehidupan kita sebagai manusia ber­jalan secara sihat dan semestinya.
  3. Adanya interaksi antar komponen: Antar sub-sistem atau komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan

Proses pemecahan masalah secara sistematis bermulai dari John dewey, seorang profesor filosofi dari colombia university. Ia mengidenfikasikan tiga seri penelitian yang terlibat dalam memecahkan suatu kontroversi secara memadai:

  • Mengenali kontroversi
  • Menimbang klaim alternative
  • Membentuk penilaian
Kita mengenal beberapa macam sistem yaitu :
a. Sistem yang statis dan tertutup contohnya arloji.
b. Sistem yang dinamis dan tertutup contohnya .
c. Sistem yang statis dan terbuka contohnya stabilisator.
d. Sistem yang dinamis dan terbuka contohnya Organisasi.
e. Sistem yang dinamis dan terbuka dalam lingkungan yang berubah.

Langkah Pokok Pendekatan Sistem
Pendekatan Sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya.

Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan sistem ini dilaksanakan
antara lain :
1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya
terbatas akan dapat dihindari.
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih cepat dan objektif.
4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.

Jadi pelbagai kemungkinan yang tersedia dapat diperhitungkan, sehingga
tidak ada yang luput dari perhatian. Sekalipun demikian bukan berarti pendekatan sistem tidak mempunyai kelemahan, salah satu kelemahan yang penting adalah dapat terjebak dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.
Dalam pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara menyeluruh
dilakukan dengan analisa sistem. Ada banyak batasan tentang analisa sistem, beberapa di antaranya:
1. Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan
relevansi antara beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang ada.
2. Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan pelbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan pelbagai jalan keluarnya, lengkap dengan uraian, sehingga membantu administrator dalam mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa sistem yang
baik adalah :
1. Tentukan input dan output dasar dari sistem.
2. Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.
3. Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan :
- Fersibility : cari yang memungkinkan
- Viability : kelangsungan
- Cost : cari yang harganya murah/terjangkau
- Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar.
4. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.
5. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.

Sebagai contoh adanya masalah pada salah satu bagian rumah sakit yang merupakan subsistem rumah sakit misalnya, IPS-RS, dengan suatu pendekatan sistem kita lihat akibat dari masalah tersebut bukan hanya untuk IPS-RS sendiri tetapi juga terhadap bagian lain dan RS secara keseluruhan.

Langkah-langkah yang kita pergunakan :

1. Kita deskripsikan IPS-RS yang merupakan subsistem rumah sakit, menjadi suatu sistem dimana rumah sakit sebagai supra sistemnya.
Faktor luas yang mempengaruhi :
1. Peraturan Depkes 4. Master plan RS
2. Petunjuk Dirjen Yanmed 5. Peraturan RS
3. Sistem Anggaran Negara 6. Kebijakan Pimpinan RS.

INPUT PROSES OUT PUT
  • Tenaga IPS - Perecanaan - Tenaga cukup
  • \Sarana IPS . Tenaga Tenaga trampil
  • Peralatan DIP & DIK . Alat - Peralatan berfungsi
  • ORTA IPS . Pemeliharaan baik
  • Pengorganisasian - Penggunaan anggaran
  • Tata laksana dengan baik
  • Uraian tugas
  • Kegiatan - ORTA sempurna
  • Tenaga dilatih, dididik
  • Alat dipelihara, diperbaiki
  • Pengawasan :
Apakah semua terlaksana dengan baik

FEED BACK

2. Dari sistem tersebut kita lihat hubungan masing-masing, komponen yang ada, bagaimana hasilnya ?
Ternyata misalnya didapatkan suatu masalah yang tampak pada out put yaitu
alat teknologi tinggi USG yang didrop tidak dipergunakan karena droping alat ini tidak disertai tenaga trampil untuk alat tersebut. Kita lihat apa akibatnya terhadap IPS-RS, yang jelas IPS-RS tidak bisa melakanakan tugasnya dengan baik. Akibat terhadap bagian lain misalnya –OBGIN, Bedah dan Interne, banyak pasien yang seharusnya dapat ditangani oleh bagian tersebut terpaksa dikirim RS lain, hal ini jelas akann mengurangi kunjungan RS, dan ditrinjau dari segi ekonomi berapa opportunity cost yang hilang bagi Rumah Sakit ?

3. Kita buat beberapa alternatif pemecahan masalah dan kita buat rancangan
sistem yang baru :
Tenaga Tenaga dilatih Tenaga terlatih dan dididik tentang USG
Tentang USG
INPUT PROSES OUT PUT

Lalu kita uji alternatif-alternatif tadi, bagaimana :
3.1 Kemungkinannya : menambah tenaga, memakai tenaga dari luar, melatih
tenaga yang ada. Yang paling mungkin yang kita ambil misalnya melatih
tenaga yang ada.
3.2 Bagaimana kelangsungannya : tenaga tetap RS tentu akan menunjang
kelangsunngan sistem ini.
3.3 Berapa costnya :
- apakah dana RS memungkinkan ?
- apakah pengambilan dana untuk platihan dan pendidikan tenaga akan
mempengaruhi dana sektor lain secara luar ?
- apakah tenaga tersebut dikirim untuk dilatih, atau mendatangkan
pelatih dari luar ? Mana yang lebih murah ? Yang mungkin dan paling
murah yang kita ambil.
3.4 Efectiveness : mana yang lebih efektif melatih tenaga sendiri atau memakai
tenaga terlatih dari luar ? Yang paling efektif kita ambil.

4. Langkah selanjutnya kita buat rencana dan tentukan tenaganya :
- Siapa yang akan dilatih dan siapa yang akan melatih
- Kapan waktunya, berapala lama ?
- Di mana tempatnya ?
- Berapa biayanya ?
- Bagaimana langkah selanjutnya ?

5. Langkah akhir kita implementasikan rencana tersebut dan kita lakukan
pengawasan dalam pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar Azrul (1988). Administrasi Kesehatan.
2. Adiwardana, Andreas S (1988). Sistem Informasi Manajemen.
3. E. Kast, Frenant & Rozenweig, James E (1985). Organization and
Management.
4. Level, Samuel & Loomba N. Paul. Health Care Administration.   


2. Metode pemecahan masalah kreatif (Osborn-Parnes CPS)

Pemecahan Masalah

Masalah merupakan hal yang bersifat pribadi atau individual.
Masalah dapat diartikan sebagai situasi atau pertanyaan dimana
seseorang tersebut tidak mempunyai aturan atau prosedur untuk
menentukan jawabannya.1
Untuk menyelesaikan masalah dibutuhkan langkah-langkah pemecahan masalah.
Santrock mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan upaya untuk menemukan cara yang tepat dalam mencapai tujuan ketika tujuan yang dimaksud belum tercapai atau
belum tersedia.2
 Krulik dan Rudnick mendefinisikan bahwa
pemecahan masalah adalah suatu cara yang dilakukan seseorang
dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
untuk memenuhi tuntutan dari situasi yang tidak rutin.3

Bidang ilmu pengetahuan yang paling dekat dengan pemecahan masalah adalah matematika. Pengertian pemecahan masalah matematika menurut Siswono adalah suatu proses ata upaya individu untuk merespon atau mengatasi kendala ketika suatu jawaban soal matematika atau langkah-langkah menjawab soal matematika belum tampak jelas.4  Posamentier dan Stepelmen, mengemukakan dalam sebuah buku bahwa pemecahan masalah merupakan komponen utama dari esensi matematika. Hal tersebut ditunjukkan dengan beberapa simpulan, diantaranya : Pembelajaran untuk menyelesaikan masalah adalah alasan yang paling prinsip untuk mempelajari matematika, pemecahan masalah merupakan penerapan dari pengetahuan yang sebelumnya untuk situasi atau persoalan yang tidak biasa atau persoalan yang baru, penyelesaian soal cerita dalam suatu wacana merupakan salah satu bentuk pemecahan
masalah, di samping itu siswa juga harus diberi pengalaman dalam penyelesaian soal non cerita, strategi pemecahan masalah mencakup teknik pengajuan pertanyaan, analisis situasi, translasi
hasil, ilustrasi hasil, menggambar diagram dan penggunaan trial and error dimana siswa harus mencari penyelesaian alternatif untuk suatu soal, mereka harus terbiasa dengan lebih dari satu
penyelesaian.5  
Berdasarkan uraian mengenai pemecahan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa, pemecahan masalah adalah suatu proses mengaplikasikan segala pengetahuan seseorang, keterampilan
seseorang dan pemahaman yang dimiliki seseorang dalam menghadapi situasi yang baru dan tidak biasa dalam menyelesaikan sebuah masalah.  
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah, seperti :
1. Pengalaman awal, pengalaman awal dapat mempengaruhi seseorang dalam menyelesaikan masalah. Seseorang yang memiliki pengalaman lebih banyak dari orang lain akan lebih
mudah dalam memecahkan masalah. 

2. Latar belakang matematika, latar belakang matematika akan mempermudah seseorang dalam berpikir lebih sistematis dalam menyelesaikan masalah 
3. Keinginan atau motivasi, keinginan atau motivasi seseorang
dalam memecahkan masalah akan membuat orang tersebut
lebih mudah untuk menyelesaikan masalah.
4. Struktur masalah, struktur masalah yang sederhana dan rumit
juga mempengaruhi bagaimana seseorang dapat memecahkan
masalah.

Polya dalam sebuah jurnal menuliskan bahwa langkah pemecahan masalah terdiri dari memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, menyelesaikan rencana penyelesaian, dan

Penjelasan dari masing-masing langkah adalah sebagai berikut:

1. Langkah memahami masalah :

Untuk memahami masalah, seseorang harus mengetahui apa yang ditanyakan, data yang diberikan atau diketahui, bagaimana kondisi soal, apakah informasi yang diberikan
cukup atau berlebihan, dapat dengan membuat gambar atau notasi yang sesuai.

2. Langkah merumuskan suatu rencana penyelesaian :

Untuk merumuskan suatu rencana penyelesaian, seseorang harus memperhatikan apa yang ditanyakan, memikirkan soal atau pertanyaan yang sama atau serupa, jika memang serupa bisakah cara penyelesaiannya digunakan dalam soal sekarang atau tidak, jika tidak apakah perlu dirubah menjadi soal yang serupa, atau mencari unsur lain agar memanfaatkan soal semula.

3. Langkah melaksanakan rencana penyelesaian masalah :

Dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah, seseorang harus menuliskan atau menunjukkan apa yang telah direncanakan, dan merealisasikannya dalam bentuk jawaban baik berupa pernyataan maupun tulisan.

4. Melihat kembali :

Dalam melihat kembali, seseorang dapat memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh, menghitung kembali apakah jawaban sudah tepat atau belum, diperiksa sanggahannya,
dicari hasil menggunakan cara lain, atau dapatkah diselesaikan dengan cara yang lebih mudah atau sekilas, atau bisakah cara tersebut digunakan dalam soal lain.

Langkah lain juga dikembangkan oleh Krulik & Rudnick yang terdiri dari membaca dan berpikir (read and think), mengeksplorasi dan merencanakan (explore and plan), menyeleksi
suatu strategi (select a strategi), mencari suatu jawaban (find an answer), dan merefleksi dan memperluas (reflect and extend).7

1. Langkah membaca dan berfikir meliputi kegiatan mengidentifikasi fakta-fakta, menganalisis pertanyaanpertanyaan, menvisualisasikan situasi, dan menyatakan
kembali sebuah tindakan.

2. Langkah mengeksplorasi dan merencanakan, meliputi kegiatan mengorganisasikan informasi, apakah informasinya cukup atau berlebihan, menggambarkan suatu
diagram atau model, dan membuat suatu tabel, diagram,  grafik, atau suatu gambar.

3. Langkah memilih strategi, yaitu memilih strategi-strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah, seperti melihat polanya, bekerja mundur, menebak dan menguji, simulasi atau ujicoba, reduksi atau ekspansi, mengorganisasi daftar, atau dedukasi logis.

4. Langkah mencari jawaban, yaitu dengan mengestimasi, menggunakan keterampilan-keterampilan hitung, aljabar, geometri atau kalau perlu dengan kalkulator.

5. Langkah merefleksi dan memperluas, yaitu kegiatan memeriksa jawaban, mencari alternatif penyelesaian, bagaimana jika tidak begitu, mendiskusikan solusinya, dan
menciptakan variasi menarik dari masalah aslinya. 

Beberapa alasan pentingnya pemecahan masalah, diantaranya
pemecahan masalah dapat mengembangkan keterampilan kognitif
secara umum, pemecahan masalah dapat mendorong kreativitas, pemecahan masalah dapat memotivasi siswa untuk belajar matematika.8

Berdasarkan kategori tersebut pemecahan masalah adalah salah satu cara untuk mendorong kreativitas sebagai produk berpikir kreatif siswa. Berpikir kreatif dalam memecahkan masalah
akan melibatkan dua bagian otak manusia, yakni otak kiri dan otak kanan. Otak kiri akan berhubungan dengan kemampuan berfikir logis dan kemampuan verbal seperti membaca, berbicara, analisis deduktif dan aritmatika. Sedangkan otak kanan yang bertindak
dalam berpikir visual dan non verbal seperti tugas-tugas spasial, pengingatan terhadap tugas-tugas yang dihadapi dan musik.

B. Kreativitas

Muniarti menjelaskan bahwa kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda, bergantung pada bagaimana orang mendefinisikannya.9 Kreativitas merupakan ranah psikologi yang kompleks dan multidimensional sehingga mengundang berbagai tafsiran yang beragam, definisi-definisi kreativitas menekankan ke berbagai hal, bergantung pada dasar teori yang menjadi acuan
pembuatan definisi kreativitas tersebut.10 

Ada beberapa definisi mengenai kreativitas menurut beberapa ahli. Kreativitas menurut Lumsdaine merupakan aktivitas dinamis otak ysng melibatkan mental bawah sadar dan sadar untuk memproses dan membuat sesuatu.11 Munandar menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk melihat atau memikirkan halhal yang luar biasa, tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi-solusi baru atau gagasan-gagasan baru yang menunjukkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir.12 Pada bidang psikologi, dinyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan hal baru dan tepat. Sederhananya, hal itu adalah proses mental yang melibatkan ide-ide baru, konsep atau asosiasi baru antara ide-ide atau konsep yang telah ada.13 Guilford membedakan ciri-ciri utama dari kreativitas menjadi dua, yakni: aptitude dan non aptitude. Ciri-ciri aptitude (kognitif) dari kreativitas meliputi kelancaran, kelenturan atau fleksibilitas dan orisinalitas. Sedangkan ciri-ciri non-aptitude (afektif) dari kreativitas meliputi kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik,  dan kemandirian.14 Mulyasa menjelaskan bahwa salah satu ciri
pemikir kreatif yaitu mempunyai lebih dari satu jawaban untuk kebanyakan pertanyaan dan mempunyai lebih dari satu penyelesaian untuk masalah-masalah yang diajukan dan cenderung
terbuka terhadap ide-ide baru.15 

Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. 

Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. Ditinjau dari proses, menurut Torrence kreativitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan mengenai kekurangan atau masalah ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya
menyampaikan hasilnya. Definisi mengenai produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinal, dan bermakna. Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas memerlukan dorongan internal
maupun dorongan eksternal dari lingkungannya.16


C. Pemecahan Masalah Kreatif

Alex Osborn bersama Batten Barton dan Durstine pendiri dari perusahaan Creative Education Foundation (CEF) telah menemukan Creative Problem Solving (CPS), dalam buku mereka
yang berjudul Wake Up Your Mind mendeskripsikan versi pertama dari proses CPS yang terdiri dari 7 langkah.17 Osborn kemudian memodifikasi prosesnya dari 7 langkah menjadi 3 langkah yakni menemukan fakta, menemukan ide, dan menemukan solusi.18

Pada tahun 1965 Osborn dan Parners bekerjasama untuk mempromosikan kreativitas dengan mengaplikasikan CPS kedalam dunia pendidikan Amerika. Setelah Osborn meninggal pada tahun 1966, Parners melanjutkan karya mereka mengenai proses CPS tersebut. Dia memodifikasi karya Osborn tersebut menjadi 6 tahap pada tahun 1967, dan hal tersebut dikenal sampai sekarang sebagai Creative Problem Solving oleh Osborn-Parners.19

1. Tahapan Osborn-Parnes

Dalam bukunya, Munandar menuliskan bahwa proses pemecahan masalah kreatif (PMK) atau biasa disebut dengan Creative Problem Solving (CPS) Osborn-Parners ini meliputi
enam langkah yaitu menemukan tujuan, menemukan fakta, menemukan masalah, menemukan gagasan, memenukan solusi, dan penerimaan.20 

Penjelasan dari masing-masing langkah adalah sebagai berikut:

a. Menemukan Tujuan

Tahap pertama didahului dengan ungkapan pikiran dan perasaan mengenai masalah yang dirasakan mengganggu tetapi masih samar-samar, sehingga siswa mulai menemukan
tujuan dari masalah tersebut. Dalam mengungkapkan masalah yang masih samar ini dapat diupayakan dengan menjawab pertanyaan, apa masalah yang sebenarnya atau apa
sebenarnya yang ingin dicari disini. 

b. Menemukan Fakta

Tahap menemukan fakta ialah tahap mendaftar semua fakta yang diketahui mengenai masalah yang ingin dipecahkan dan menemukan data baru yang diperlukan. Tahap ini didahului dengan keadaan kacau dan masalahnya masih samar-samar.

c. Menemukan Masalah

Pemikir diharapkan dapat mengembangkan masalahnya dengan menemukan sub masalah, masalah dapat dirumuskan kembali atau disempitkan. Pada tahap ini diupayakan
merumuskan masalah dengan menanyakan “Dengan cara-cara apa saya ...”, pertanyaan seperti ini mengundang banyak
gagasan.

d. Menemukan Gagasan

Pada tahap menemukan gagasan diupayakan
mengembangkan gagasan pemecah masalah sebanyak
mungkin. Pada tahap ini dapat digunakan teknik sumbang
saran, dan daftar periksa untuk membantu menemukan ide-ide
dengan memberi kebebasan pada imajinasi dan
menangguhkan kritik, yang terpenting dalam tahap ini adalah
menemukan banyak gagasan.

e. Menemukan Solusi

Gagasan yang ditemukan sebelumnya diseleksi
berdasarkan kriteria evaluasi yang bersangkutan dengan
masalahnya. Gagasan yang dianggap penting adalah gagasan
yang paling dekat kemungkinannya dengan kriteria.

f. Penerimaan

Pada tahap terakhir menemukan penerimaan atau tahap pelaksanaan, disusun rencana tindakan supaya orang lain dapat menerima gagasan tersebut dan melaksanakannya.
Dalam melalui langkah-langkah proses pemecahan masalah kreatif, pemikir harus berselang-seling antara berpikir divergen dan berpikir konvergen. Dia harus berpikir divergen agar
memperoleh gagasan yang banyak, kemudian dia harus berpikir konvergen untuk menyeleksi gagasan mana yang terbaik yang dapat dilaksanakan 

2. Tahapan Shalcross 

Shalcross membedakan proses kreatif dalam dua tingkatan, yakni kreativitas primer dan kreativitas skunder.

Kreativitas primer adalah proses pemecahan masalah secara alamiah oleh pikiran kita, karena pemikir tidak menyadari bahwa terjadi suatu proses. Sedangkan pada kreativitas
skunder ada peningkatan kesadaran dalam pemecahan yang berlangsung melalui beberapa tahapan.22

Teknik pemecahan masalah kreatif yang dikemukakan oleh Shalcross meliputi lima tahapan, yakni orientasi, persiapan, penggagasan, penilaian dan pelaksanan.23

Penjelasan dari masing-masing tahapan pemecahan masalah kreatif menurut Shalcross adalah sebagai berikut :

a. Orientasi

Pada tahap orientasi, seseorang mulai merumuskan
masalah dan menentukan tujuan, dimana masalah atau topik dijabarkan dengan menulis suatu paragraf yang menggambarkan bagaimana pikiran dan perasaan seseorang
mengenai topik atau masalah tersebut, kemudian dalam satu atau dua kalimat dirumuskan tujuan yang ingin dicapai atau masalah yang hendak dicapai.

b. Persiapan

Pada tahap persiapan, seseorang mengumpulkan semua fakta yang sudah diketahui dan fakta yang belum diketahui. 
Tahap ini biasa disebut dengan tahap pengumpulan data. Pertama daftar semua informasi faktual yang sudah dimiliki, kedua daftarlah semua informasi faktual yang masih perlu
diperoleh. Untuk setiap butir daftar ini, sebutkan kemungkinan sumber-sumber yang dapat memberi informasi tersebut, jangan membatasi diri pada sumber-sumber yang
biasa digunakan, namun bisa dari sumber baru yang tidak lazim atau konvensional.

c. Penggagasan

Pada tahap penggagasan anda menerapkan berpikir divergen untuk menghasilkan gagasan-gagasan sementara untuk pemecahan masalah. Dalam tahap ini yang diinginkan
adalah banyak gagasan yang menjadi kemungkinan solusi dari pemecahan masalah.

d. Penilaian

Pada tahap ini siswa menerapkan berpikir konvergen, yaitu menyeleksi gagasan-gagasan yang paling baik untuk dilaksanakan. Kunci untuk penilaian yang berhasil adalah
menemukan kriteria untuk mempertimbangkan kelayakan dari setiap gagasan. Setiap kriteria dipilih berdasarkan pertimbangan apa dampaknya terhadap situasi atau orang
apabila gagasan itu dilaksanakan.

e. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap terakhir dalam proses pemecahan masalah.
Semua tahapan-tahapan pemecahan masalah di atas tidak harus statis, bisa saja tahap ketiga muncul ketika sedang menjalakan tahap ke lima. Maka semakin lengkap setiap tahap,
semakin besar kemungkinan mencapai pemecahan masalah yang valid.

D. Proses Pemecahan Masalah Kreatif

Proses kreatif merupakan upaya seseorang dalam menciptakan sesuatu. Menurut Wallas yang dikemukakan dalam bukunya The Art of Thougth, proses kreatif meliputi empat tahap
yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Sedangkan untuk proses pemecahan masalah kreatif peneliti mengacu pada teori dari Osborn-Parners yang meliputi enam tahap yakni menemukan tujuan, menemukan fakta, menemukan masalah, menemukan gagasan, menemukan solusi dan penerimaan.

Peneliti akan melihat profil pemecahan masalah kreatif melalui tahapan pemecahan masalah kreatif Osborn-Parners. dikarenakan tahapan pemecahan masalah kreatif tersebut memiliki
beberapa kelebihan. Menurut Treffigger kelebihan dari proses pemecahan masalah kreatif oleh Osborn-Parners diantaranya : Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep
matematika dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan, membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis dan percobaan dimana membuat siswa dapat menerapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya ke dalam situasi yang baru.24


Footnotes:
1 Tatag Yuli E Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya:Unesa University Press,2008),72.
2  Ibid ,halaman 82.
3  Aisia. U. Sofyana,& Mega T Budiarto, Profil Keterampilan Geometri Siswa SMP
Dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Level Perkembangan Berfikir Van
Hiele. Jurnal Jurusan Matematika.Fakultas MIPA Unesa. Surabaya.
4  Tatag Yuli E Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya:Unesa
University Press,2008),77.
5  Ibid, halaman 80 .
6  Aisia. U. Sofyana, & Mega T Budiarto, Profil Keterampilan Geometri Siswa SMP
Dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Level Perkembangan Berfikir Van
Hiele. Jurnal Jurusan Matematika.Fakultas MIPA Unesa. Surabaya, 2.
7  Stephen Krulik,& Jesse A Rudnik,. The New Sourcebook for Teaching Reasoning
and Problem Solving in Elementary School. (Needhem Heigths: Allyn & Bacon, 1995),67.
8  Tatag Yuli E Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif,
(Surabaya:Unesa University Press,2008), 39.
 Endyah Muniarti, Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif,(Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.2012), 66.
10 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka
Cipta.2009), 50.
11 Edward Lumsdaine, 2007. Creative Problem Solving in Capstone Design.
http://www.innovationtoday.biz/pubs/2007_ASEE_CPS_Design.pdf. diakses tanggal 25
April 2016.
12 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka
Cipta.2009), 8.
13 Nanang Diana, Tesis : “ Kreativitas Siswa Smp Dalam Pemecahan Masalah
Matematika Terbuka Ditinjau Dari Gaya Belajar”, (Surabaya: UNESA, 2013), 13.
14 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka
Cipta.2009),11.
15 Ibid, halaman 44.
16 Ibid, halaman 27.
17 Gifted Child Quaeterly, “Creative Problem Solving: The Hystory, Development,
and Implicatoins for Gifted Education and Talent Development”, Evolution of CPS in
Gifted Education.vol 49 no 4 (Fall, 2005), 2.
18 Ibid, halaman 3.
19 Ibid, halaman 4.
20Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka
Cipta.2009), 206.
21 Ibid, halaman 209.
22 Ibid, halaman 209.
23 Ibid, halaman 209.
24Wahyu.T Pratiwi -Lia Yuliati-Agus Suyudi, “Pengaruh Penerapan Creative Problem
Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika
Kelas XI IPA MAN 3 Malang”, FMIPA, Universitas Negeri Malang, (Agustus, 2016), 3

3. Tahap mess finding dan fact finding dari Osborn-Parnes CPS
4. Hubungan Pendekatan Sistem & Osborn-Parnes CPS





No comments:

Post a Comment