Materi
Analisis Produk
Selain kegiatan promosi,
ada satu hal lagi yang penting untuk diingat oleh para pelaku bisnis saat ini.
Apa itu? Analisis produk. Baik pelaku bisnis kecil maupun besar, seringkali
melupakan hal yang satu ini. Lantas, sebenarnya apa sih pentingnya melakukan
analisis produk?
Alasan utama banyak
pebisnis mengabaikan analisis produk adalah karena tidak mengetahui apa saja
yang terdapat dalam komponen analisis produk. Selain itu, alasan lainnya adalah
menurut mereka melakukan analisis produk itu membuang-buang waktu. Lain halnya
dengan pebisnis yang sudah menerapkan analisis produk, mereka telah merasakan
keuntungan dari melakukan hal tersebut.
Analisis Produk: Pengertian dan Manfaatnya
Secara singkat, analisis
produk adalah pengujian produk dengan melihat beberapa aspek sebagai indikator
yang harus ada pada suatu produk. Sehingga apabila produk tersebut tidak
memenuhi indikator-indikator yang ada, maka pebisnis akan dapat melihat bahwa
produk mereka ternyata tidak lolos uji. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi
pebisnis untuk mengkaji ulang dalam merumuskan kembali segala hal terkait
produk tersebut.
Contohnya saja pada produk
makanan. Dalam produk makanan, aspek yang diuji adalah terkait kesehatan serta
keamanan untuk dikonsumsi. Pengujian dilakukan untuk memastikan tidak ada
kandungan tertentu yang berlebih atau kandungan racun di dalamnya. Dalam melakukan pengujian, para ahli gizi
dilibatkan dalam penelitian laboratorium.
Mereka akan memastikan bahwa produk makanan tersebut aman dan layak
dikonsumsi.
Poin-poin dalam analisis
produk menyesuaikan dengan produk yang dijual. Sehingga indikatornya bisa saja
berbeda dengan produk lainnya.
Analisis produk meliputi:
1. Pengujian structural,
2. Uji mesin
3. Pengujian bahan kimia
4. dan lain-lain yang terkait dengan produknya.
Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah produk Anda siap untuk diluncurkan ke pasar. Sehingga
apabila tidak dilakukan maka akan dapat berdampak banyaknya masalah yang
disebabkan oleh produk tersebut. Misalnya saja jika produk makanan dipasarkan
tanpa melalui proses analisis produk dan ternyata ketika dikonsumsi menyebabkan
konsumennya keracunan maka hal tersebut akan sangat merugikan bagi produsen.
Analisis produk melibatkan
pemeriksaan fitur produk, biaya, ketersediaan, kualitas, penampilan, dan aspek
lainnya. Analisis produk dilakukan oleh pembeli potensial, oleh manajer produk
yang mencoba memahami pesaing, dan oleh peninjau pihak ketiga.[1][2]
Analisis produk juga dapat
digunakan sebagai bagian dari desain produk untuk mengubah deskripsi produk
tingkat tinggi menjadi hasil dan persyaratan proyek. Ini melibatkan semua fakta
produk, tujuannya, operasinya, dan karakteristiknya.
Teknik terkait meliputi
pemecahan produk, analisis sistem, rekayasa sistem, rekayasa nilai, analisis
nilai, dan analisis fungsional.[3]
1. Perincian produk: Secara rekursif membagi produk
menjadi komponen dan subkomponen.
2. Rekayasa sistem: Memastikan bahwa produk memenuhi
kebutuhan pelanggan, persyaratan biaya, dan tuntutan kualitas.
3. Rekayasa nilai: Pertimbangkan desain alternatif dan
teknik konstruksi untuk mengurangi biaya/meningkatkan keuntungan.
4. Analisis nilai: Menilai rasio biaya/kualitas untuk
memastikan bahwa produk tersebut hemat biaya.
5. Analisis fungsi: Pastikan produk memiliki fitur
yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Analisis teknologi
Analisis teknologi
terkadang diterapkan dalam pengambilan keputusan yang sering dikaitkan dengan
investasi, keputusan kebijakan[4] dan pengeluaran publik. Mereka dapat
dilakukan oleh berbagai jenis organisasi seperti perusahaan nirlaba,[5] think
tank nirlaba, lembaga penelitian, platform publik dan lembaga pemerintah[6] dan
mengevaluasi teknologi masa depan yang mapan, muncul dan potensial pada
berbagai ukuran dan metrik – semuanya terkait dengan cita-cita dan tujuan
seperti emisi gas rumah kaca global minimal – seperti siklus
hidup-keberlanjutan, keterbukaan, kinerja, kontrol,[7] biaya keuangan, biaya
sumber daya, dampak kesehatan, dan banyak lagi. Hasil terkadang dipublikasikan
sebagai laporan publik atau sebagai studi telaah sejawat ilmiah.[rujukan
tambahan diperlukan] Berdasarkan laporan tersebut, standardisasi dapat
memungkinkan intervensi atau upaya yang menyeimbangkan persaingan dan kerja
sama[8] dan meningkatkan keberlanjutan, mengurangi pemborosan dan redundansi,
[9] atau mempercepat inovasi. Mereka juga dapat digunakan untuk pembuatan
desain sistem standar yang mengintegrasikan berbagai teknologi sebagai
komponennya.[10] Aplikasi lain termasuk penilaian risiko dan penelitian
aplikasi pertahanan.[11] Mereka juga dapat digunakan atau dibuat untuk
menentukan hipotetis atau solusi optimal yang ada[7] dan untuk mengidentifikasi
tantangan, arah inovasi, dan aplikasi.[12] Analisis teknologi dapat mencakup
atau tumpang tindih dengan analisis infrastruktur dan produk non-teknologi.
Organisasi penetapan
standar dapat "mempelopori konvergensi seputar standar". Sebuah studi
menemukan bahwa, dalam banyak kasus, variasi standar yang lebih besar dapat
menghasilkan inovasi yang lebih tinggi hanya dalam administrasi.[14] Alat
analisis teknologi mencakup kerangka kerja analitis yang menggambarkan artefak
teknologi individu, memetakan batas teknologi, dan menentukan profil preferensi
sosio-teknis.[15] Pemerintah dapat mengoordinasikan atau menyelesaikan konflik
kepentingan dalam standardisasi.
Analisis Proses Bisnis
Pengertian Analisis
Analisis adalah : Kajian yang dilakukan guna untuk mengetahui
strukturnya secara lebih mendalam. Analisis membutuhkan kegiatan/tenaga lebih
ekstra untuk memahami suatu masalah secara lebih mendetail.
Pengertian Proses
Proses adalah Urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya
lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.
Proses terdiri dari 2 (dua) jenis :
1.
Proses Alami: Proses yang berjalan dengan sendiri tanpa didesain,
seperti: proses penyerbukan bunga.
2.
Proses Didesain: Proses berjalan yang didesain, seperti: proses
pendaftaran mahasiswa. Proses ini didesain oleh Bagian Pendaftaran di UMK.
Pengertian Bisnis
· Mencari/mendapatkan
keuntungan
· suatu organisasi
yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk
mendapatkan keuntungan
Pengertian Proses Bisnis
Definisi dari Hammer dan Champy’s (1993): “kumpulan aktivitas yang
membutuhkan satu atau lebih inputan dan menghasilkan output yang
bermanfaat/bernilai bagi pelanggan”
·
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur
yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang
menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu.
·
Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang
masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai
tujuan dari superprosesnya.
Pengertian Analisa Proses Bisnis
·
Analisis Proses Bisnis adalah Kajian yang dilakukan untuk mengetahui
urutan pelaksanaan dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan dengan menggunakan berbagai sumber daya.
·
Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses
di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan
Karakteristik Proses Bisnis
·
Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki
batasan, masukan, serta keluaran yang jelas.
·
Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri
dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
·
Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai
penerima hasil proses.
·
Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam
proses harus memberikan nilai tambah pada penerima.
·
Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
·
Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun
tidak harus, mencakup beberapa fungsi.
·
Pemilik proses: yaitu orang yang bertanggung jawab
terhadap kinerja dan pengembangan berkesinambungan dari proses, juga dianggap
sebagai suatu karakteristik proses bisnis.
Tipe Proses Bisnis
Terdapat tiga jenis proses bisnis:
·
Proses manajemen, yakni proses yang mengendalikan
operasional dari sebuah sistem. Contohnya semisal Manajemen Strategis
·
Proses operasional, yakni proses yang
meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai utama. Contohnya semisal
proses pembelian, manufaktur, pengiklanan dan pemasaran, dan penjualan.
·
Proses pendukung, yang mendukung proses inti.
Contohnya semisal akunting, rekruitmen, pusat bantuan.
Analisis Proses Bisnis dalam Siklus Proses Bisnis
Proses analisis dilakukan untuk mengidentifikasi ‘pain points’ yang ada
pada setiap proses. Berdasarkan model proses yang ada, tim analis bisnis/business
analyst, orang-orang IT, perwakilan bisnis yang terlibat dan, biasanya,
konsultan eksternal menganalisis proses secara rinci. Mereka mengidentifikasi
tujuan proses dan mendata setiap kekurangan pada proses yang ada saat ini.
Pada tahap ini, tim proyek mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apakah tujuan atau goal dari proses yang
dimiliki?
- Mengapa proses dieksekusi seperti yang
dilakukan saat ini?
- Unit organisasi dan sistem aplikasi apa saja
yang terlibat – dan dimanakah interface diantara mereka?
- Apakah masalah yang ada saat ini?
- Perubahan apa saja yang akan dilakukan diluar
proyek proses engineering?
- Teknologi apa yang (akan) tersedia?
- Apakah tolok ukur/benchmark saat ini?
Pertanyaan dan Jawaban 5, 6, 7 dan 8 dibawah dapat membantu Anda untuk hati-hati
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan di atas, dan untuk merangsang respon
yang tepat.
Pertanyaan 5
Informasi apa yang harus dicapture dari setiap ‘pain points’ yang
diidentifikasi? Desain sebuah tabel yang dapat digunakan sebagai pola umum untuk
melakukan klasifikasi kelemahan yang ditemukan. Tabel ini harus menangkap semua
informasi yang relevan untuk deskripsi lebih lanjut dari setiap kelemahan.
Bandingkan tabel Anda untuk setiap jawaban yang diberikan.
Jawaban 5
Weakness ID |
Name |
Priority |
Short Term (ST) / Long Term (LT) |
Organizational or IT Issue |
Related Project |
Possible Solution |
Responsible |
Deadline |
1 |
|
A |
LT |
Organ/IT |
nil |
|
John Smith |
15-01-01 |
2 |
|
C |
ST |
IT |
softwareupgrade |
|
Peter Frankins |
30-09-01 |
Setelah kelemahan utama dari proses yang ada telah dapat diidentifikasi
dan dijelaskan, maka informasi ini sangat berguna untuk mengumpulkan informasi
tentang best practice dalam merestruktur proses ini.
Pertanyaan 6
Benchmarking menggambarkan perbandingan data kinerja internal (seperti waktu
pemrosesan) dengan data internal atau eksternal lainnya dari industri yang sama
atau dengan industri yang berbeda. Apa peran benchmarking dalam tahap analisis
proses?
Jawaban 6
Data pembanding biasanya disebut sebagai ‘best practice’. Data internal
sebanding bisa berasal dari anak perusahaan dengan tujuan yang sama dan
struktur organisasi yang sama di lokasi yang berbeda. Data eksternal dapat
datang dari perusahaan lain atau menjadi studi pembanding yang dibeli dan
dilakukan oleh perusahaan konsultan. Benchmarking dapat membantu
mengidentifikasi kekurangan, yaitu proses-proses yang performanya berada di
bawah nilai pesaing. Namun, tantangan utama adalah untuk mencari tahu mengapa
hal ini terjadi. Secara umum, data tentang struktur proses tidak akan tersedia.
‘Referece model’ atau model refrensi adalah salah satu cara untuk
menangkap informasi tentang praktek terbaik/best practice dari sebuah proses.
Mereka mengacu pada proses model yang tidak menggambarkan satu jenis
perusahaan, tetapi seluruh industri. Model referensi dapat berfungsi sebagai
rekomendasi untuk mendesain proses baru. Misalnya, semakin banyak perusahaan
konsultan yang mendokumentasikan pengalaman proyek mereka dalam bentuk model
referensi. Dengan demikian, menjadi mungkin bagi mereka untuk dengan mudah
menggunakan kembali hasil proyek mereka. Seorang konsultan baru akan
mempelajari model referensi yang tersedia untuk industri tertentu dan
menggunakannya sebagai titik awal dalam melakukan analisis proses klien
tertentu.
Contoh gambar 8 dan 9 menggambarkan ide dari model referensi. Bayangkan
bahwa setiap matriks pada Gambar 8 merupakan salah satu perusahaan. Simbol yang
berbeda dapat berdiri untuk departemen, proses, atau apa pun. Anda melihat
beberapa kesamaan dan beberapa perbedaan. Model referensi berupaya untuk
menjaga kesamaan, sehingga perusahaan keempat dapat segera dibedakan
berdasarkan model referensi ini.
Model referensi tidak hanya menggambarkan solusi generik untuk industri
tertentu, tetapi mereka juga menggambarkan fungsi dari perangkat lunak.
Perangkat lunak bisnis khususnya yang komprehensif (ERP software) sering
didokumentasikan dalam bentuk model referensi. Pasar ERP solusi SAP R / 3
misalnya dijelaskan dalam lebih dari 800 model proses bisnis dan lebih dari 120
skenario untuk proses bisnis kolaboratif diperlukan untuk E-Commerce.
Pertanyaan 7
Benchmarking dan model refrensi merupakan sebuah cara untuk menangkap informasi
tentang cara terbaik dalam melakukan proses bisnis tertentu. Apakah selalu disarankan
untuk mengacu kepada ‘best practice’? Apakah ‘best practice’ selalu dapat
diidentifikasi?
Jawaban 7
Best practice adalah istilah populer untuk solusi yang mengaku sebagai
‘canggih’ atau state of the art solution. Namun, best practice biasanya tidak didefinisikan
secara detail. Apakah best practice benar-benar berarti untuk digunakan? Arthur Andersen mendefinisikan best practice
sebagai “sebuah metode yang telah dinilai lebih unggul dari metode lain. Metode
tersebut adalah cara yang paling efisien untuk melakukan tugas. Dengan kata
lain, itu adalah garis lurus antara bahan baku, melalui pengolahan, untuk
produk jadi.”
Biasanya best practice didefinisikan sebagai ‘state of the art’ dalam
industri tertentu. Dari sudut pandang teoritis, hampir tidak mungkin untuk
mendefinisikan ‘the’ best practice karena akan memerlukan pencacahan lengkap
dari semua praktek saat ini.
Tidak ada bukti nyata tentang best practice. Hal ini hanya klaim dari
orang-orang pemasaran yang, misalnya, solusi ERP menyediakan praktek terbaik.
Seperti yang dapat Anda baca di sebuah iklan, perusahaan konsultan besar
menyatakan bahwa “our professionals will start by sharing […] what works best
for others”. Dari sudut pandang para kritikus, best practice bisa diartikan
sebagai alasan untuk terus menggunakan kembali pendekatan yang sama.
Pertanyaan 8
Suara-suara kritis telah menekankan bahwa penggunaan model referensi ERP dan
penerapan best practice dapat menyebabkan perusahaan dengan menggunakan proses
bisnis yang sama. Dengan demikian, perusahaan tidak akan mampu mencapai
keunggulan kompetitif yang diharapkan. Bagaimana pendapat Anda? Akankah setiap
perusahaan akan terlihat sama, jika mereka semua mengacu pada ide best practice
yang sama?
Jawaban 8
Bahkan jika dua perusahaan menggunakan model referensi yang sama (seperti
proses refrensi pembelian) untuk desain organisasi mereka, akan terdapat
perbedaan yang signifikan dalam melakukan bisnis mereka. Ini dikarenakan
terdapat karyawan yang berbeda dengan keterampilan yang berbeda, motivasi, dan
kreativitas yang berbeda dalam proses ini. Meskipun perusahaan dapat
menggunakan perangkat lunak yang sama, mereka biasanya akan memiliki banyak
kegiatan di luar ruang lingkup perangkat lunak. Ini bisa menjadi panggilan
telepon dengan pemasok, atau pertemuan antara orang pembelian dan staf yang
bekerja di bagian hutang. Selain itu, mitra bisnis yang terlibat (pemasok) yang
berbeda. Keunggulan kompetitif umumnya berasal dari cara bisnis dilakukan dan
tidak bagaimana software ERP yang digunakan. Menggunakan model referensi ERP
yang sama tidak berarti kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif. Sebaliknya, ini adalah sebuah kesempatan yang yang dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, kerugian kompetitif dapat dihasilkan jika
kita tidak menggunakan software ERP tersebut.
Sumber:
https://materikuliah.tigaputri.asia/pengenalan-analisa-proses-bisnis/
https://www.bpratomo.com/analisis-proses/
No comments:
Post a Comment