[21/2 18.07] Sitnah Aisyah Marasabessy: Maaf pak ketua, saya pinjam grup ini. Mohon info dari para pimpinan universitas terkait adanya SK mengenai pemberian insentif kepada asesor BKD
[21/2 18.09] Sitnah Aisyah Marasabessy: Apakah isi surat dari L2 Dikti 3 ini yang keliru atau kita yang sudah benar mengikuti aturan
[21/2 18.12] Tekat Dwi Cahyono: Pinjam grup? Hehe.
[21/2 18.13] Tekat Dwi Cahyono: Saat kita mengikut pelatihan memang di sampaikan aturan bahwa asesor BKD tidak boleh menerima pemberian atas asesmennnya.
[21/2 18.13] Sitnah Aisyah Marasabessy: Untuk sampaikan aspirasi pak ☺️
[21/2 18.14] Tekat Dwi Cahyono: ini masuk kategori etika yang harus di junjung tinggi di negeri ini.
[21/2 18.14] Tekat Dwi Cahyono: Masuk kategori etika ilmiah yang lain misalnya sitasi sendiri/self sitasi maksimal 3 sitasi per naskah.
[21/2 18.16] Tekat Dwi Cahyono: nah, ternyata dua semester terakhir ada penyampaian bahwa satu orang asesor bisa memeriksa lebih dari 15 orang dosen, maka ada yang usul bagaimana jika asesor juga di beri insentif.
[21/2 18.17] Sitnah Aisyah Marasabessy: Berarti SK Rektor terkait pemberian insentif kepada asesor BKD itu perlu ditinjau kan ya
[21/2 18.18] Sitnah Aisyah Marasabessy: Saya tidak tahu kalau di pts dl l2 Dikti 12 tapi di perguruan tinggi lain, di IAIN, di L2 Dikti 9 saya belum pernah dengar ada penerima serdos yg membayar insentif untuk asesor BKD
[21/2 18.19] Sitnah Aisyah Marasabessy: Pak dosen yang jadi asesor itu tidak dapat kum ya dari menjadi asesor itu?
[21/2 18.20] Tekat Dwi Cahyono: dapat, 0.5 tiap kegiatan.
[21/2 18.21] Tekat Dwi Cahyono: beta belum lihat konsideran sk rektor.
[21/2 18.21] Sitnah Aisyah Marasabessy: Kalau ada kumnya kan Berarti ada sk-nya
Kalau ada sk-nya berarti itu sudah cukup untuk sebagai input atau kontribusi bagi si asesor jadi tidak perlu lagi dalam bentuk insentif.
[21/2 18.21] Tekat Dwi Cahyono: maksudnya sk tentang insentif.
[21/2 18.27] Tekat Dwi Cahyono: Di rapat pimpinan saat itu memang ada yang setuju ada yang tidak setuju.
[21/2 18.34] L2dikti Anita Padang: Assalamualaikum ibu sitna maaf hanya sebagai masukan beta selaku asesor tidak menuntut harus dibayar, dlm sosialisasi persamaan persepsi Prof mengatakan asesor tidak dibayar karena mendapatkan kum 0,5 setiap sem tp jika dibolehkan boleh karena LLDIKTI yg lain sy lupa LLDIKTI berapa saat itu dis nanti bisa liat lagi youtubenya bhw LLDIKTI 12 boleh menanyakan ke LLDITKI tsb. Dan pengalaman bt mengunakan asesor dr luar UNIDAR beta juga bayar ibu asesornya.
[21/2 18.35] Tekat Dwi Cahyono: Ibu anita, tapi ibu asesor seng minta to? hanya atas kebaikan ibu anita saja kasih antoa kah?
[21/2 18.35] Tekat Dwi Cahyono: kalau beta kasih asesor malu hati karena pernah di tolak. Hehe.
[21/2 18.36] L2dikti Anita Padang: Bt dgn surat resmi pak dr PTS nya dan dikirim ke rek univ
[21/2 18.37] Tekat Dwi Cahyono: nah itu yang kemarin beta usulkan saat ketemu ibu biro, di kumpulkan jadi satu, lalu di bagi ke asesor sesuai jumlah dan jafung.
[21/2 18.37] Tekat Dwi Cahyono: tapi tetap aja, hal ini menyalahi etika.
[21/2 18.39] Tekat Dwi Cahyono: Kecuali asesor peneltian, memang sudah di anggarkan Rp. 150.000 per proposal oleh negara. Hehe.
[21/2 18.39] L2dikti Anita Padang: Siap pak prof beta hanya menyampaikan pengalaman mengunakan asesor dr luar PTS, sdgkan beta dipakai sebagai asesor oleh PTS lain dlm lingkup lldikti 12 beta juga menolak saat mau dibayar
[21/2 18.39] Sarfa: Klo k teman di Yogya PTS ad bayaran TPI di bayar kampusnyaπ€
[21/2 18.39] L2dikti Anita Padang: Jadi mereka kirim pulsa sj pak prof
[21/2 18.39] Tekat Dwi Cahyono: kalau asesor bkd memang di aturan mana pun tak ada,
[21/2 18.53] Bu Inem: Beta juga asesor dari luar unidar dan berbayar, memang tidak tersurat, tapi sebagai bentuk perhargaan atas waktu dan kerjanya dalam memeriksa BKD yg cukup ribet dan menyita waktu π
[21/2 18.55] Tekat Dwi Cahyono: tapi bagus juga sih, secara etika negara tidak membolehkan menerima insentif asesor bkd, karena itu bisa jadi kebijakan masing-masing perguruan tinggi.
[21/2 18.57] Sarfa: Kalo beberapa teman dsini 1.yg bayar kampusnya.2.ad perbedaan besaran klo biasanya yg asesor dari luar kampus lbih besar dari asesor internal.
[21/2 18.57] Tekat Dwi Cahyono: kalau di legalkan dengan edaran, mungkin malah memberatkan.
[21/2 18.57] Tekat Dwi Cahyono: jelas. e, hehe. asesor luar lebih besdar.
[21/2 18.59] Sarfa: Iya pa.kmrin rapat keputusannya gmna pa sampe ad SK berarti subspakat ya
[21/2 19.00] Sarfa: Kalau sudah sepakat ya diterima dan dijalnknπ€
[21/2 19.47] Sitnah Aisyah Marasabessy: SK ini sebenarnya adalah kebijakan sementara yg harusnya didahulukan itu adalah aturan.
Aturannya asesor BKD tidak boleh menerima imbalan dalam bentuk apapun.
Saran saya
1 SK Rektor ini harus ditinjau ulang
2 kembalikan ke aturan yang berlaku
3. jika 1 asesor mengases lebih dari 5 orang maka sebaiknya lembaga dalam hal ini L2 Dikti merekrut asesor baru
4. kalaupun kondisinya yang di ases sangat banyak, kerjanya r8bet Sedangkan jumlah asesor sedikit sehingga perlu asesor diberi reward berupa insentif maka tanggung jawab untuk memberikan insentif itu dibebankan kepada pihak yang mengeluarkan SK asesor bukan dosen yg di asses. Kan bukan dia yg minta, tapi aturan yg menyuruh untuk diases. Jadi orang yg menyuruh dia yg bayar.
[21/2 19.55] Bu Inem: Mohon maaf ibu Sitna unk point ke 4, Beta keberatan, Karna Beta yg diminta unk menilai BKD yg bersangkutan atau dekannya yg meminta π
[21/2 20.02] Zaky M: ππππ
[21/2 20.04] L2dikti Anita Padang: Ibu sitna maaf pengalaman sy jd asesor dr luar di SK asesor yg sy terima PTS menyatakan biaya honor asesor dibebankan ke dosen penerima sertifikasi dan selalu sy tolak meskipun sdh.jelas di SK mereka dgn ttd rektor
[21/2 20.10] Zaky M: Ibu sitna....sebagai asesor ktong dimmntai kesediaan untuk menilai oleh yg bersangkutan Bru ktong menilai....ktong asesor juga sebagai penerima serdos....trlepas dri aturan yg ada...tpi kdang ktong hrus utamakan hti nurani.....bt pung serdos dosen luar yg priksa...bisa di byngkn ktong pung BKD di priksa untuk untuk mnrima serdos selama 6 bulan..yg priksa sdh mluangkn waktu paket data yg di beli dengn uangnya..masa ktong Zn ad hti nurani untuk minimal gnti paket data nya dia.....apalagi kdng jm 12 malam klu sdh injury time...ktong di mintai tolong untuk preksa BKD...jdi mari ktong pke hti nurani dlam menilai masalah ini...
[21/2 20.19] Suud Marasabessy: Hal seperti ini alangkah baiknya seng usah di bahas melalui WA grup krn katong jg seng tau latar belakang sampai terbitnya SK dimaksud. Lebih elok klu katong semua penerima serdos dikumpulkan utk dibicarakan krn mengenai honor ini kan seng ada landasan hukumnya, makanya perlu dibicarakan agar keputusan yg dibuat seng ada yg keberatan krn merasa tdk dilibatkan, seng bisa jg pimpinan bikin keputusan sepihak walaupun itu sdh dibahas di Senat krn ini persoalan person penerima Serdos yg tdk diatur dgn aturan, jd klu ada penerima serdos yg seng mau bayar kan panjang ceritanya, jd pemimpin itu harus bijak dlm hal ini. Beda kasus klu reviuw BKD itu atas permintaan baik personal ataupun lembaga maka memang harus dibayar honornya, beta kira kondisi ini hanya utk reviuwer eksternal. Intinya menurut beta semuanya harus berdasarkan kesepakatan
[21/2 20.19] Pa Kasliyanto: Alhamdulillah unidar dan dosennya sudah sejahtera, usul sja sebagai bentuk keadilan semua asesor/validator/operator/..tor lainya harus diberi honor agar tidak terjadi ketimpangan/tidak suka rela.. Skedar saran..
[21/2 20.19] Suud Marasabessy: Ini saran yg bagus
[21/2 20.21] Zaky M: Justru itu...dengn bgini bisa di atur untuk operatornya juga...bt dengn tmn2 di Fpik sudah pikrkan itu...krna tmn2 operator ju asetngh mati....jdi tidak ansih itu hnya buat asesor saja....
[21/2 20.22] Suud Marasabessy: Wah hebat dong πππ
[21/2 20.22] Suud Marasabessy: Dari mana kira2 lui nya yaaa ???
[21/2 20.23] Pa Kasliyanto: Semoga semua perjuangan yang diperjuangkan mengedepankan pemerataan.. Ditunggu realisasinya termasuk makan siang gratis.. Hehe
[21/2 20.24] Pa Kasliyanto: Ternyata operator di Unidar itu ada beberapa.. Semoga kabar baiknya secepatnya jadi SK..
[21/2 20.24] Zaky M: Klu makan siang gratis nnti mulai buln jnuari 2025
[21/2 20.25] Zaky M: Abis makan siang gratis makan malam gratis
[21/2 20.26] Pa Kasliyanto: Tahun depan dong pak dekan..
[21/2 20.39] Zaky M: Ktnya 2029 Bru realisasi mkn gratis π
[21/2 21.03] +62 821-9459-6752: Suka yv gratiss2 eeeπ€£π€£π€£πͺ
[21/2 21.13] Zaky M: ππππππ...
[21/2 22.24] Sarfa: BPK/ibu kayaknya memang harus dibicarakan baik2 Krn ini lembaga besar.bukan lembaga sosial yg sedikt2 harus dicover oleh dosen.hituang aja dosen yayasan skrg gajinya berapa kalau su potg honor ini dan itu dan semuanya harus dicover oleh yg bersangkutan HBS jua dia pg uang.apalagi ditambah operator juga harus dibayar.ini bukan persoalan uangnya TPI klo smua yg harus menjadi tanggunjwab kampus dilemparkan ke individu itu juga berat.
[21/2 22.26] Sarfa: Sbenrnya pada knyataan klo operator klo diminta bntu scrabindividu slama ini kan tman2 juga punya hati nurani utk KSI biar sdiki2 TPI dngn sukarela pas dia lbih di kasi TPI kalo sudh di SK kan ad TDK ad mau TDK mau harus ad
[21/2 22.33] Sarfa: Ad baiknya SK ditinjau kembali dikumpulkan smua dosen tanya keluhannya.sbnarnya harapan teman2 yayasan itu ya cuma diserdos...Krn gaji juga z pernah ad kenaikan maupun tmbhan tunjangn2 lainnya.sehingga ad baiknya dipikirkan kembali.
[21/2 22.35] Illie Rahman: Di SK Rektor Honor k asesor itu per 6 bulan .. bukan tiap bulan too...sedangkan k operator per tahun
[21/2 22.39] Sarfa: Sebenarnya bukan brapa bulannya ca tapi kpustusan sepihak yg pembayarannya dibayarkan secara individu itu mungkin dipertimbangkan utk mengakomodir semua org yg terkait.pimpinan z bisa ambil keputusan sepihak Ats nama individu kcuali dibayar lembaga maka bisa dibuat kputusan sepihak.ini ktg meluruskan saja.
[21/2 22.45] Suud Marasabessy: Pimpinan Darussalam ini makin aneh sj, yg harusnya diurus dan menjadi tg jwb nya seng diurus, tp urusan yg bukan tg jwb diurus tanpa melibatkan pihak2 yg punya kepentingan itu sendiri,,, parah,,, parah,,, tambah parah sj. πππ
[21/2 22.47] Sarfa: Terus yg perlu ditanyakan operator hubungan operator sister dg BKD dimana.bukannya BKD itu ditarik dri sister masin2 trus yg update sister dosen yg bersangkutan klopun nti dosen datanya tidak benar berarti yg bersangkutan TDK mengupdate datanya di sister.
[21/2 22.55] Tekat Dwi Cahyono: Operator sinta dapa jua kah honornya? Hehe.
[21/2 22.55] Sarfa: Nti smua operator dikasi pa tenang sajaπ€
[21/2 22.55] Tekat Dwi Cahyono: Seperti yang di sampaikan ibu Sitna di atas, diskusi ini untuk brainstorming, ide kita disini akan saling menguatkan,
[21/2 22.56] Tekat Dwi Cahyono: tapi untuk merubah SK, butuh penguatan lain.
[21/2 22.56] Sarfa: Kan SK bisa ditinjau kembali paπ€£π€£π€£
[21/2 22.56] Tekat Dwi Cahyono: iyo to?
[21/2 22.57] Sarfa: Artinya ktg saling meluruskan saja to pa.z perlu diambil hati anggap saja curhat.π€
[21/2 22.57] Tekat Dwi Cahyono: makanya harus dikuatkan diskusinya jadi saat rapat kita punya masukan.
[21/2 22.57] Illie Rahman: Insya Allah... akan ada satu pendapat... utk memutuskan ini... atas dasar masukan dari semua pihak
[21/2 22.58] Pa Kasliyanto: Wee.. 04 mantap, jgn lupa operator jafa e..
[21/2 22.58] Tekat Dwi Cahyono: operator jafa sudah di bekukan sejak januari, tidak ada lagi usul jafa, hingga aturan baru muncul. Hehe.
[21/2 22.58] Sarfa: Tenang aja 04 honor 2x lipat...tetap smngat para operator tangguh.
[21/2 22.59] Pa Kasliyanto: Klw su ada honor bgini, bisa jadi operator su ganti seng yg ikhlas beramal lai.. π€
[21/2 22.59] Suud Marasabessy: Bpk ibu beta yskin Asesor bkd seng ada yg menuntut utk dibayar honornya krn mereka tau aturan begitu tdk ada honor, tp klu mo diksh pastilah diterima. Cuman ini harus atas dasar kesepskatan semua penerima Serdos krn itu hak mereka bukan atas dasar kemauan pimpinan dan segelintir org sj. Trus nanti para operator yg selama ini sdh bekerja tp seng ada honor musti dibayarkan lg to biar adil, trus dari mzna uangnya apa musti semua dosen yg tgung lg,,, bs ambyar jd nya
[21/2 22.59] Illie Rahman: Operator SISTER Ini bukung Apa?? Operator BKD nih apa lai... BEDA k??
[21/2 22.59] Sarfa: Kalau kata almarhum pa bak.ini umat.amal jariyah insha Allah
[21/2 22.59] Illie Rahman: #Biking
[21/2 23.01] Sarfa: Ad operator BKD ad operator sister ca di SK itu.
[21/2 23.01] Pa Kasliyanto: Hehe.. Blum ada SK baru yg merubah Surat penunjukkan prof.. Hehe
[21/2 23.02] Illie Rahman: Di SK ada.. tp tugasnya beda k?? Perasaan BKD itu ada di sister
[21/2 23.02] Sarfa: Itu dia k tanya tdi ca.
[21/2 23.02] Illie Rahman: Cc bru baca akang bae2
[21/2 23.03] Tekat Dwi Cahyono: Operator sister itu tete ruga, kalau operator bkd itu kaka tua. Jadi sulit menentukan mana yang lebih tua antar keduanya. Hehe.
[21/2 23.03] Suud Marasabessy: Makanya klu bzca jzng pake perasaan tp pake mata π€£π€£π€£
[21/2 23.04] Suud Marasabessy: Batul paskali πππ
[21/2 23.05] Tekat Dwi Cahyono: berul kata ibu ili, operator sister dan bkd bisa satu orang.
[21/2 23.05] Sarfa: Sebenarnya utk meringankan tugas operator itu dosen masing2 harus rajin update sister sehingga BKD tinggal tarik dari sister next2 selesai.operator tinggal validasi.tpi klo data sister masing2 dosen berantakan brarti operator kerja banyakπ€©
[21/2 23.06] Tekat Dwi Cahyono: Waktu itu operator sister terpisah karena servernya masih di lantai 4, jadi ada pemeliharaan server.
[21/2 23.07] Tekat Dwi Cahyono: ada setting server dll.
[21/2 23.07] Tekat Dwi Cahyono: tapi sekarang sister servernya sudah nasional, jadi tugas operator sister hampir tidak ada, kecuali ada ajuan perubahan data dosen.
[21/2 23.57] Illie Rahman: Oh iya beta su tangkap.. Operator Sister utk Data Dosen πππ
[22/2 06.07] Sitnah Aisyah Marasabessy: Saya setuju dengan semua yg disampaikan bapak/Ibu. Saya simpulkan bahwa
1. Tugas dan tanggung jawab asesor termasuk hak2 asesor itu sudah ada aturannya. Kita di sini semua juga sudah tau bahwa ada aturan & kode etik bagi setiap tugas profesional dosen. Salah satunya aturan TIDAK MENERIMA IMBALAN. Dalam perspektif hukum, saya pinjam orang hukum punya istilah, Aturan dulu yg ditegakkan. Soal perasaan itu hal yg kesekian.
2. Sesuatu yg sudah ada ATURAN-nya, tidak bisa dan TIDAK BOLEH dilanggar kecuali jika ada RUKSHAH, saya pinjam istilahnya orang Syariah, suatu KONDISI dimana aturan sulit ditegakkan. Seperti shalat dengan duduk atau baring, kare a kondisi sulit shalat dengan posisi berdiri. Aturan bahwa TIDAK BOLEH MENERIMA IMBALAN itu, apakah sulit untuk ditegakkan? Apakah para asesor BKD itu tidak bisa melaksanakan tugasnya TANPA IMBALAN? Kalau mereka tidak bisa karena kondisinya dia benar2 'sakit' atau tidak bisa (bukan karena perasaan tidak bisa), maka aturan (buatan manusia) itu DITINJAU ULANG. Itupun harus melalui mekanisme RAPAT antarpara pihak yg terlibat 7ntuk mencari solusi dan memutuskan suatu KESEPAKATAN. Tujuannya adalah agar TIDAK ADA yg merasa terbebani dan tak ada yg merasa dirugikan.
3. KESEPAKATAN itu dibuat dengan berbagai pertimbangan, keadilan, maslahat dan mafsaatnya, bagi SEMUA pihak MUKALLAF, saya pinjam istilah orang syariah lagi, pihak yg dibebankan aturan/PENERIMA MANFAAT dari sebuah aturan. Makanya d8butuhkan peran seorang Pemimpin.
4. PEMIMPIN tidak bisa dan tidak boleh langsung ketuk palu atau keluarkan SK, apalagi kalau cuma mempertimbangkan bahwa PTS lain juga sudah melakukan hal yg sama. Saya hanya menasihatkan kepada Pemimpin bahwa dia bertanggung jawab atas SEMUA yg dia pimpin. Jadi untuk persoalan yg merupakan tugas pemimpin, lalu ada dari bawahannya yg melanggar aturan atau merasa dizalimi, maka HUKUMAN atau DOSANYA yg pertama dan utama ditanggung oleh Pemimpin, karena dianggap MELEGALKAN sebuah pelanggaran hukum.
5. Masukan bagi PEMIMPIN universitas, meski ini bukan forum pimpinan tapi bagi yg bisa meneruska masukan ini, dalam memutuskan BERAPA yg harus kami penerima serdos harus keluarkan, salah satu yg harus lebih dulu DIPIKIRKAN adalah alasan MENGAPA kami harus mengeluarkan, untuk menciptakan keadilan. Apalagi kalau Pimpinan tidak punya alasan yg SHAHIH, istilah orang syariah, untuk melanggar aturan. Pimpinan harus INGAT bahwa tunaikan dulu KEWAJIBAM anda sebagai pimpinan, baru HAK anda sebagai Pemimpin. Apakah HAK jumlah yg kami terima, baik gaji atau tunjangan, sudah DIPENUHI oleh pimpinan atau belum? Jangankan urusan gaji dosen yayasan (faktanya) yg MELANGGAR aturan UMP, tunjangan serdos yg kami terima sebagai dosen yayasan itupun tidak sesuai dengan banyaknya tugas dosen yg harus dikerjakan SEMUA dosen. Secara besaran serdos mengikuti besaran GAPOK. Karena gaji dosen yayasan di bawah UMP, maka serdos kami juga kecil. Kalau dikurangi dengan biaya2 serdos, maka yg diterima akan jauh lebih kecil lagi. Pimpinan harusnya PIKIRKAN dulu ini, buat dulu RASIONALISASI atau penyesuaian gaji, baru PERTIMBANGKAN baru PUTUSKAN urusan Kompensasi, dll. Jangan langsung main keluarkan SK saja.
Kalau ada yg bilang asesor diri sendiri saja, saya kira itu bukan solusi, karena pakai asesor itu adalah aturan negara, bukan aturan dari dosen. Kita dosen ini sudah banyak urusan, ribet. Saya pribadi tidak mau dan tidak butuh Kinerja saya dinilai oleh dosen lain (maaf ya), karena saya lebih tau apa yg saya kerjakan. Kalaupun harus ada yg menilai, harusnya Mahasiswa, asesor penelitian, dan masyarakat yg menilai kinerja saya.
Tapi karena ini adalah ATURAN untuk harus pake asesor, ya saya pake asesor.
Kalau misalnya saya Jadi asesor, saya akan menolah imbalan apapun. Saya akan ikuti aturan, bahwa hak yg saya terima sebagai asesor adalah KUM 0.5, bukan KAM puluhan atau ratusan ribu.
Intinya, SK ini melanggar aturan, belum ada kesepakatan, dan MEMBERATKAN.
Sekian
[22/2 06.09] Sitnah Aisyah Marasabessy: Saya kembalikan grup ini pak ketua.
[22/2 07.36] Bu Inem: Semua orang boleh berpendapat menurut Versinya !! blm bakumalawang itu bukan unidar…tapi ingat jaga etika, jangan menyampaikan pendapat yang diselingi dengan semacam olok2 dll, misalnya sorry yee….apakah para asesor BKD itu tidak bias melaksanakan tugasnya tanpa imbalan ?????????? (serius tanya apakah selama ini dibayar ???) sampai ada pantun SAYA BAYAR DENGAN TERIMA KASIH YA… jangan masalah uang saja yang dikritisi sampai meminjam Bahasa orang hukum aturan dulu yang ditegakkan soal perasaan itu hal yang kesekian…Dalam menilai BKD, asesor justru banyak mempertimbangkan perasaan, saat dosen yang dinilai tidak sesuai PO BKD dan Rubrik BKD atau TIDAK memenuhi syarat undang2, yang kita kedepankan adalah perasaan bukan aturan,…klu mau ikut ego asesor bias saja langsung mengisi di kolom komentar TIDAK SESUAI PO BKD atau TIDAK memenuhi syarat…!!!!!!!! Tapi saya yakin bapak ibu asesor tidak tega karna kalau sampai demikian Sioooo kasiang nanti dia pung SERDOS SENG DIBAYAR, asesor menghubungi dosen yang bersangkutan unk perbaikan, putar otak unk menyelamatkan yang bersangkutan dari kata TIDAK MEMENUHI SYARAT..(dan ini bukan sekali dua kali, tapi berulangkali setiap semester !! ..jadi kalua ada yang bilang saya tidak butuh dinilai kinerjanya oleh orang lain….Ini terlalu SOMBONG…silahkan berpendapat tapi jaga etika…SAYA TIDAK BUTUH UANG untuk menilai BKD teman2 di UNIDAR, karna UANG anda tidak bisa membayar WAKTU SAYA…saling menghormati saling menghargai dalam berpendapat, INI KAMPUS ORANG BASUDARA
[22/2 07.57] Sitnah Aisyah Marasabessy: ☑️
[22/2 08.06] Sitnah Aisyah Marasabessy: "The effect of misunderstanding is the mistake to reacting".
[22/2 08.08] Bu Inem: Solusinya duduk bersama, bahasa di WA tidak semua bisa diinterpretasi dengan baik π
[22/2 08.09] Sitnah Aisyah Marasabessy: Betul bu Ji
[22/2 08.09] +62 821-9459-6752: Ibu doktor inem ode.....!!!! Kayak zg tau saπ‘π‘
[22/2 08.11] Bu Inem: Beta tau ibu....tapi bahasa yg disampaikan tidak bisa seperti ibu, Beta nih guru bahasa Indonesia lai πππ
[22/2 08.13] +62 821-9459-6752: π€£π€£π€£ pagi2 tuh musti tatawa, ini effect blom sarapan kaleee π€π€
[22/2 08.18] Haris AMQ: Bismillah, Bapak Ibu ada info sangat penting yang harus diketahui semuanya
[22/2 09.13] Illie Rahman: Apa ituu eee
[22/2 09.14] Tekat Dwi Cahyono: yup, tapi memang bisa satu orang.
No comments:
Post a Comment