Assalam Alaikom Pictures, Images and Photos

Thursday, February 23, 2012

Just In Time

A. DEFINISI JUST IN TIME (JIT)

Terdapat banyak definisi dan deskripsi dari JIT, di antaranya:

1. JIT adalah suatu sistem produksi yang melakukan perbaikan secara terus menerus berdasarkan pada penghapusan segala bentuk waste (The Technology Transfer Council of Australia, 1987).

2. JIT adalah suatu sistem produksi yang bertujuan untuk meminimalkan biaya produksi dengan membuat dan mendistribusikan barang dalam jenis, kuantitas, waktu dan tempat yang tepat dengan menggunakan fasilitas, peralatan, dan sumber daya manusia seminimum mungkin (NSW Science and Technology Council, 1985).

3. JIT adalah suatu sistem produksi yang merubah kompleksitas manajemen manufaktur dengan kesederhanaan (Schonberger, 1984).

4. JIT adalah suatu filosofi manufaktur yang berusaha untuk memproduksi suatu produk dalam jangka waktu sesingkat mungkin dengan menghasilkan kesalahan seminimum mungkin (Hall, 1987).
Suatu definisi yang mencakup seluruh aspek – aspek penting dari JIT diberikan oleh Munzberg (1986), yaitu: “Just In Time adalah suatu metodologi produksi yang bertujuan untuk meningkatkan seluruh performa perusahaan melalui penghapusan segala bentuk waste, yang akan berakibat pada peningkatan kualitas dan membutuhkan peran serta total seluruh karyawan”.

JIT merupakan suatu pendekatan yang menggunakan berbagaai macam disiplin ilmu, misalnya statistics, industrial engineering, production management, dan behavioral science. Oleh karena itu, maka JIT dapat dianggap sebagai suatu carapandang yang luas, yang bersifat pragmatis dan empiris. Pragmatis dalam arti JIT memandang suatu proses manufaktur dan lingkungannya sebagai suatu laboratorium riset, yang selain mempunyai tujuan utama untuk menghasilkan produk – produk berkualitas juga mempunyai tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu untuk mempelajari berbagai macam perbaikan – perbaikan yang dapat dilakukan untuk menghasilkan produk – produk yang lebih berkualitas. Sedangkan empiris berarti bahwa cara pandang JIT diterapkaan berdasarkan pada analisis data – data yang berhubungan dengan operasi dan manufaktur perusahaan (Fogarty, et.al, 1991).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa cara pandang JIT merupakan cara pandang yang dinamis, dalam arti JIT tidak akan pernah berhenti untuk melakukan improvisasi – improvisasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Jadi prinsip dasaar dari JIT adalah perbaikan terus – menerus (Continous improvement) (Kaizen, 1986).
JIT mempunyai aspek pokok sebagai berikut:

1. Semua aktifitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasaharus dieliminasi. Aktifitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidakperlu, misalnya persediaan sedapat mungkin nol.

2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol, tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.

3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Inprovement) dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.

4. Menekan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

JTI dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi, adaministrasi dan sebagainya.

B. KONSEP DASAR SISTEM JUST IN TIME (JIT)

Sistem produksi Just In Time pada awalnya dikembangkan dan di promosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang. Strategi ini kemudian banyak diadopsi oleh banyak perusahaan Jepang, terutama setalah terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973. Tujuan utama dari diterapkannya sistem produksi Just In Time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara kesuluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus (John A. White: Production Hand Book, Georgia Institute of Technology, 1987).

Sasaran dari strategi produksi Just In Time (JIT).adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dalam sistem industri. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada sekadar suatu program pengendalian inventori. JIT adalah suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat.

C. FILOSOFI JUST IN TIME (JIT)

Secara sederhana, filosofi JIT adalah “menghapuskan segala bentuk waste”, dan cara untuk mencapainya adalah dengan melakukan perbaikan terus – menerus (Contious Improvement) (Ohno, 1988; Japan Management Association, 1989). Waste didefinisikan sebagai segala bentuk aktivitas yang tidak memberi nilai tambah pada produk (Blackburn, 1991), atau semua elemen produksi yang hanya meningkatkan biaya produksi tanpaa memberi nilai tambah (Ohno, 1988).
Salah satu metode dalam system JIT untuk mengurangi waste karena barang menunggu adalah dengan menggunakan metode MFO (Multi Function Operator) yaitu penggabungan beberapa proses untuk memadatkan effisiensi kerja. Komponen waste yang terbesar adalah waste yang diakibatkan oleh persediaan yang berlebihan (Inventory). Fungsi utama persediaan (inventory) adalah sebagai pendukung antara produksi dan pasar, dalam arti apabila permintaan pasar tiba – tiba melonjak tinggi dan kapasitas produksi tidak memadai, maka permintaan tersebut masih dapat dipenuhi dengan menggunakan persediaan yang ada. Tapi persediaan yang berlebihan ini mengakibatkan timbulnya masalah yang tersembunyi, salah satunya adalah tingginya lead time atau waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk jadi. Oleh karena itu dengan mengurangi jumlah persediaan maka masalah – masalah yang tersembunyi dapat terlihat dan dipecahkan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut sampai ke akar – akarnya adalah cara 5W1H atau 5 Why 1 How (Ohno, 1988). Cara ini diterapkan dengan bertanya sebanyak lima kali tentang penyebab timbulnya suatu masalah (5 Why) dan akhirnya mengusulkan suatu cara untuk memperbaikinya (1 How). Terdapat dua hal dalam proses penghapusan waste, (Ohno, 1988), yaitu:

1. Eisiensi hanya berhasil apabila biaya produksi berkurang.
2. Peningkatan efisiensi harus dilakukan secara total dan bertahap.

Beberapa filosofi JIT lainnya adalah (Fogarty, et. al., 1991) :

1. Trend dari produk – produk yang dihasilkan harus semakin mengarah pada pemenuhan keinginan konsumen.
2. Fleksibilitas proses produksi, termasuk kemampuan untuk memberikan respon yang cepat terhadap permintaan pengiriman barang, perubahan desain produk, dan perubahan kuantitas produk. Fleksibilitas ini sangat penting untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan biaya rendah.
3. Struktur organisasi yang terbuka dan terpercaya akan menjamin timbulnya sikap saling menghormati dan membantu antar pekerja, dan konsumen.
4. Kerja sama tim (team work) yang kompak dan solid diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Seluruh manajemen, staff, dan buruh harus berpartisipasi aktif sehingga akan meningkatkan fleksibilitas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian.
5. Setiap pekerja diberi kesempatan untuk mengusulkan perbaikan – perbaikan yang timbul mdari pekerjaan mereka.

Dari gambar di atas tampak bahwa sasaran dari strategi produksi Just In Time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dalam sistem industri. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada sekedar suatu program pengendalian inventory. JIT adalah suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat. Tujuan utama JIT adalah menghilangkan pemborosan melalui perbaikan terus menerus (continuous improvement). Di bawah filosofi JIT, segala sesuatu baik material, mesin dan peralatan, sumber daya manusia, modal, informasi , manajerial, proses, dan lain lain yang tidak memberikan nilai tambah pada produk disebut pemborosan (waste). Nilai tambah produk, merupakan kata kunci dalam JIT.

Pada dasarnya sistem produksi JIT mempunyai enam tujuan dasar sebagai berikut :

a. Mengintegrasikan dan mengoptimumkan setiap langkah dalam proses manufacturing.
b. Menghasilkan produk berkualitas sesuai keinginan pelanggan.
c. Menurunkan ongkos manufacturing secara terus – menerus.
d. Menghasilkan produk hanya berdasarkan permintaan pelanggan.
e. Mengembangkan fleksibilitas manufacturing.
f. Mempertahankan komitmen tinggi untuk bekerja sama dengan pemasok dan pelangggan.

Pendekatan JIT pada pengendalian kualitas terpadu (Total Quality Control = TQC) bertujuan untuk membangun suatu sikap yang berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu:

1. Prinsip pertama : output yang bebas cacat adalah lebih penting dari pada output itu sendiri.
2. Prinsip kedua : cacat, kesalahan – kesalahan, kerusakan, kemacetan, dll., dapat dicegah.
3. Prinsip ketiga : tindakan pencegahan adalah lebih murah daripada pekerjaan ulang (rework). (Gaspersz, Vincent, Production planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.)

D. MANFAAT JUST IN TIME (JIT)

JIT bukan hanya sekedar metode pengedalian perediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antar lain:

1. Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang.
2. Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi
3. Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya.
4. Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik.
5. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok.
6. Loyout pabrik yang lebih baik.
7. Pengendalian kualitas dalam prosess.

E. JIT DIBANDINGKAN DENGAN PEMANUFAKTURAN TRADISIONAL

Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya digunakan bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal. Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.

JIT TRADISIONAL

- Sistem Pull-through
- Persediaan tidak signifikan
- Sel-sel pemanufakturan
- Tenaga kerja terinterdisipliner
- Pengendalian mutu (TQC)
- Desentralisasi jasa Sistem Push-through
- Persediaan signifikan
- Berstruktur departemen
- Tenaga kerja terspesialisasi
- Level mutu akseptabel (AQL)
- Sentralisasi jasa

F. STARTEGI PENERAPAN JUST IN TIME (JIT)

Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
Startegi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pinpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah system, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
Startegi penerapan Just in Time dalam system produksi. Penemuan system produksi yang tepa, yaitu dengan system tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyakmungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hany sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.

Referensi:
- Schonberger, R.J, “Just In Time Production System : Replacing Complexity with Simplicity in Manufacturing Management”, Industrial Engineering, vol. 16 no. 10, 1984.
- Fendy Tjiptono & Anatasia Diana, Total Quality Manajemen. Andi offset yogyakarta.
- Wahyu Ariani Dorothea, Manajemen Kualitas, Andi offset yogyakarta.
- http://pakguruonline.pendidikan.net/mpmbs4.html
- http://mamayukero.wordpress.com/2010/05/25/20/
- http://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajemen-peningkatan-mutu-berbasis.html

No comments:

Post a Comment